Anak yatim adalah anak yang telah kehilangan salah satu dari kedua orang tuanya yang telah meninggal dan belum mencapai usia dewasa. Sedangkan anak yatim piatu adalah anak yang kehilangan kedua orang tuanya karena meninggal dunia. Kehilangan orang tua di usia yang sangat muda tentu meninggalkan bekas yang mendalam dalam kehidupan anak tersebut. Mereka sangat membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Dalam Islam, memuliakan dan menyayangi anak yatim merupakan hal yang sangat dianjurkan, bahkan menjadi salah satu amalan yang sangat dihargai.
Anjuran untuk Menyayangi Anak Yatim
Islam mengajarkan umatnya untuk memuliakan anak yatim, tidak hanya dengan memberikan bantuan materi, tetapi juga dengan memberi perhatian dan kasih sayang. Menyayangi anak yatim tidak melulu dengan pemberian berupa uang, sembako, atau pakaian. Bentuk perhatian yang paling berharga adalah kasih sayang, perhatian secara emosional dan psikologis, serta menjalin komunikasi yang intens dengan mereka.
Anak yatim sangat membutuhkan dukungan rohani dan psikologis untuk membantu mereka mengatasi perasaan kesepian atau kehilangan. Memberikan mereka tempat yang nyaman untuk berbicara, mendengarkan keluhan, dan memenuhi kebutuhan emosional mereka adalah hal yang sangat penting. Semua ini dilakukan agar mereka merasa dihargai dan diperhatikan, seolah mereka memiliki keluarga sendiri yang peduli.
Hadis tentang Menyayangi Anak Yatim
Rasulullah SAW sangat memuliakan dan mencintai anak yatim, bahkan beliau menyebutkan bahwa orang yang menyayangi dan memelihara anak yatim akan memiliki kedudukan yang sangat mulia di sisi Allah. Salah satu hadis yang menggambarkan betapa besarnya kedudukan orang yang menyayangi anak yatim adalah sebagai berikut:
Hadis tentang kedudukan orang yang menyayangi anak yatim:
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم : أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئاً
Artinya: “Dari Sahl bin Sa’ad dia berkata: Rasulullah bersabda: “Aku dan orang yang menanggung anak yatim yaitu kedudukannya di surga seperti ini”, kemudian beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau, serta agak merenggangkan keduanya. (HR. Bukhari).”
Hadis ini menunjukkan betapa besar pahala yang akan diterima oleh orang yang menyayangi dan memelihara anak yatim, bahkan kedudukannya di surga sangat dekat dengan Rasulullah SAW. Ini adalah penghargaan yang sangat tinggi bagi orang yang ikhlas dalam menyantuni anak yatim.
Hadis tentang sedekah dan kematian yang baik (husnul khatimah):
إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ مِيتَةَ السُّوءِ
Artinya: “Sedekah itu dapat memadamkan murka Allah dan mencegah dari keadaan mati yang jelek (su’ul khatimah),” (HR. Tirmidzi No. 664).
Melalui hadis ini, Rasulullah SAW mengingatkan kita bahwa memberikan sedekah, terutama kepada anak yatim, dapat menghindarkan kita dari kematian yang buruk dan menjadi jalan untuk mendapatkan husnul khatimah (kematian yang baik). Dengan membantu anak yatim, kita juga berupaya menjaga diri kita dari dosa dan mendapat rahmat Allah.
Hukum Memakan Harta Anak Yatim
Memakan harta anak yatim secara tidak sah merupakan dosa besar dalam Islam. Hal ini disebutkan dalam berbagai hadis dan ayat Al-Qur’an. Allah SWT melarang umat Islam untuk mengonsumsi harta anak yatim dengan cara yang tidak benar atau merugikan mereka.
Hadis tentang memakan harta anak yatim:
Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang merusak,” dan salah satu perkara yang disebutkan adalah “Memakan harta anak yatim.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Memakan harta anak yatim yang bukan hak kita adalah perbuatan yang sangat tercela, bahkan dapat menyebabkan dosa yang sangat besar di sisi Allah.
Ayat Al-Qur’an tentang memakan harta anak yatim:
QS. An-Nisa: 10:
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”
Ayat ini menggambarkan betapa besarnya dosa orang yang mengambil harta anak yatim dengan cara yang tidak sah. Mereka yang melakukannya tidak hanya berdosa di dunia, tetapi juga akan menghadapi siksaan yang pedih di akhirat.
Kesimpulan
Islam sangat menekankan pentingnya memuliakan dan menyayangi anak yatim. Menyantuni mereka bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik materi maupun non-materi, seperti memberikan kasih sayang, perhatian, dan dukungan psikologis. Orang yang menyayangi anak yatim akan mendapat kedudukan yang mulia di sisi Allah, bahkan seperti kedudukan Rasulullah SAW di surga. Sebaliknya, mengambil harta anak yatim tanpa hak adalah dosa besar yang dapat menyebabkan hukuman yang berat di akhirat. Oleh karena itu, mari kita semua berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih peduli dan memberi manfaat bagi anak yatim, serta menghindari perbuatan yang merugikan mereka.